1. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
jasa dan meneruskan perjuangan para pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan
10 November 1961).
2. Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan
dunia . (Bung Karno).
3. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya
sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang
merdeka. (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno).
4. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita
masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali.
(Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno).
5. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta!
Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari
pada masa yang akan datang. (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno).
6. Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita
kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa
penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita
ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong (Pidato HUT Proklamasi, 1966
Bung Karno).
7. Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua
sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah
burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu
dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama
sekali. ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno).
8. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa
dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk
pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan
sebanyak-banyak keringat. (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno).
9. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,
tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
(Bung Karno).
10. “Aku Lebih suka lukisan Samodra yang
bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem
ayem tentrem, Kadyo siniram wayu sewindu lawase (Pidato HUT Proklamasi
1964 Bung Karno).
11. “Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu
dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang
tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”
(Bung Karno)
12. Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu
golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan
milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari
Sabang sampai Merauke! (Bung Karno)
13. Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis,
tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu
pekerjaan, yang dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu
gawe.
( Bung Karno)
( Bung Karno)